TANGERANG - KLIKTANGSEL - Upaya memperkuat ekosistem pemberdayaan ekonomi santri di era digital kembali mendapatkan dukungan dari sektor industri. Hal ini terungkap dalam acara Sarasehan Nasional Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten yang diadakan di Pondok Pesantren Technopreneur As-Shofa.
Senior Manager UBP Banten 3 Lontar, Ria Indrawan, turut hadir sebagai salah satu narasumber dalam acara tersebut.
Dalam presentasinya yang bertajuk “Sinergi Dunia Industri dan Pesantren dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Santri untuk Kemandirian Pesantren”, Ria mengajak para peserta untuk melihat peluang kolaborasi antara pesantren dan sektor industri. Ia menekankan bahwa berbagai inovasi digital yang telah diterapkan di UBP Lontar dapat menjadi referensi bagi pesantren yang ingin memperkuat kapasitas teknologinya.
Ria menjelaskan bahwa transformasi digital di UBP Lontar saat ini mencakup otomasi operasional dan sistem monitoring berbasis teknologi, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kemandirian. Praktik-praktik ini berpotensi menginspirasi model technopreneurship di lingkungan pesantren.
“Pesantren memiliki potensi besar dalam mencetak generasi unggul. Industri dapat berperan sebagai mitra yang membuka akses pembelajaran, teknologi, dan pemberdayaan ekonomi. Kolaborasi ini memberikan ruang bagi santri untuk berkembang dan berkontribusi lebih luas,” ujar Ria.
Ia menambahkan bahwa literasi digital dan technopreneurship adalah fondasi penting untuk mewujudkan pesantren mandiri yang adaptif terhadap tuntutan zaman.
“Kemandirian pesantren tumbuh dari kesiapan sumber daya manusianya. Ketika santri dibekali dengan keterampilan yang relevan dan jaringan yang tepat, mereka akan mampu membangun usaha yang berkelanjutan dan sesuai dengan perkembangan era digital,” lanjutnya.
Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan daerah, antara lain Farida Faricha (Wakil Menteri Koperasi dan UKM RI), Amin Sudarsono (Founder Digi Herba), Agus Mintono, SH., M.Si. (Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten), serta Syarifudin Salwani (Anggota DPRD Provinsi Banten).
Melalui diskusi panel, sesi tanya jawab, dan perumusan rekomendasi, sarasehan berlangsung dinamis serta menghasilkan sejumlah gagasan untuk memperkuat jejaring antara pesantren, pemerintah, dan dunia industri. Forum ini juga menegaskan pentingnya membangun ekosistem ekonomi santri yang kompetitif dan berkelanjutan di era 4.0.
Kontributor rilis Asep
Penerbit Santang Prayoga


